PenghuluKampung Temusai berharap, Kampung Temusai kedepan bisa terus meningkatkan kebersihan lingkungan, kesehatan masyarakat dan lain-lain. "Untuk itu kami berharap kepada seluruh masyarakat untuk bersama- sama mendukung Kampung Temusai menjadi kampung hijau dan kampung bersih, sehingga kedepan dikampung ini tidak ada kasus stunting," harapnya. Pak Achenk di KBA Indah Madani dok. pribadi/Hazna Deva Jika berbicara soal kota dengan cuaca paling panas, Pekanbaru pasti masuk ke dalam daftar. Ya, kota penghasil minyak bumi dan gas ini bisa mencapai suhu maksimum 36 derajat pada siang siang itu cukup berbeda, Kampung Berseri Astra Indah Madani yang berada di RT 04 RW 04 Kelurahan Tangkerang Labuai, Pekanbaru terasa cukup sejuk dengan pepohonan hijau yang sengaja ditanam oleh para warga. Hal ini membuat saya kagum sekaligus bertanya-tanya. Bagaimana bisa ada kampung hijau seperti ini di tengah Kota Pekanbaru?Rasa penasaran saya seketika hilang saat bertemu dengan Pak Mirshal atau yang biasa dipanggil Pak Achenk, ternyata beliau adalah sosok penggerak hebat di balik KBA Indah Madani ini. Menetap sejak tahun 1993 di Tangkerang Labuai, membuat Pak Achenk memiliki mimpi yang besar untuk memajukan lingkungan tempat tinggalnya. Penasaran bagaimana kisah Pak Achenk dan KBA Indah Madani? Simak artikelnya, yuk!1. Seratus pohon yang diremehkanKBA Indah Madani dok. pribadi/Hazna Deva Berbeda dengan suasana hijau dan asri yang terlihat saat ini, Tangkerang Labuai puluhan tahun silam adalah daerah yang cukup kering dan gersang. Kondisi ini membuat Pak Achenk yang gemar bertanam berinisiatif mengadakan penghijauan di daerahnya. Beliau mengajak warga setempat, teman-teman komunitas, hingga tokoh masyarakat untuk menanam seratus pohon pada tahun 1998. Tetapi untuk menanam pohon yang indah, tentu angin yang berhembus tidak selalu tenang. Tantangan demi tantangan harus dilewati oleh Pak Achenk, karena tidak semua orang setuju dengan ide beliau pada saat itu. Bahkan ada yang beranggapan bahwa menanam pohon hanya menghalangi kabel listrik dan membuat sampah penolakan yang ada tak pernah sekalipun melunturkan semangat Pak Achenk. Dengan tekad besar untuk menghijaukan kampungnya, beliau berusaha memberikan keyakinan bahwa ratusan pohon yang ditanam hari itu pasti akan membawa dampak yang baik di kemudian hari. “Mudah-mudahan suatu saat sampah ini akan membuahkan hasil untuk masyarakat di sini,” ujar Pak Achenk menirukan ucapannya 23 tahun lalu. 2. Peraturan unik yang tuai prestasiKantor IKM Madani dok. pribadi/Hazna Deva Belasan tahun pun berlalu. Pak Achenk dipercaya menjadi Rukun Tetangga RT pada tahun 2016, ia terus konsisten untuk menggalakkan lingkungan hijau dan bersih bagi Tangkerang Labuai. Produktivitas penghijauan yang digemarinya ini ternyata diketahui oleh pemerintah setempat, melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kesehatan Kota Pekanbaru, RT 04 RW 04 Tangkerang Labuai dipercaya untuk menjadi Program Kampung Iklim atau yang biasa disebut Pak Achenk membuat ia diamanahkan untuk menjadi penggagas Program Kampung Iklim ini. Dengan bantuan perangkat hidroponik, kompos, peralatan bertanam, dan Bor Biopori yang diterima Tangkerang Labuai, Pak Achenk semakin semangat untuk menghijaukan kampungnya bersama para hal yang tak akan ia lupa adalah peraturan unik yang pernah beliau buat semasa menjadi RT di Tangkerang Labuai. “Saya tidak melarang orang merokok. Tapi kalau ada yang buang puntung rokok sembarangan, denda 1 pot bunga. Saya dapat penghargaan dari Pak Walikota,” ucap Pak Achenk sambil terkekeh mengenang masa-masa itu. Siapa sangka peraturan unik yang dicetuskan Pak Achenk ini ternyata membawa dampak yang besar, suasana sejuk yang terasa begitu nikmat di RT 04 RW 04 Tangkerang Labuai hadir karena banyaknya pohon hijau dan beranekaragam Sampah tersebut menjadi berkahKantor IKM Madani dok. pribadi/Hazna Deva Berkat lingkungan yang bersih dan hijau, RT 04 RW 04 Tangkerang Labuai berkali-kali menuai prestasi di bidang lingkungan. Melalui program sosial berkelanjutan, Astra Indonesia menemukan kampung ini dan yakin bahwa RT 04 RW 04 bersama Pak Achenk adalah pilihan yang tepat untuk bertumbuh bersama menjadi Kampung Berseri melalui beberapa pertemuan, Kampung Berseri Astra KBA Indah Madani resmi lahir pada tanggal 29 Oktober 2017. Nama Madani dipilih karena merupakan julukan dari Kota Pekanbaru. Melalui Program KBA ini, ada 4 pilar utama yang diimplementasikan oleh Kampung Berseri Astra, yakni lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan sudah dijalankan dengan sangat baik oleh KBA Indah Madani melalui program penghijauan dan kebersihan kampung, sehingga berhasil loncat ke bintang 2. Sedangkan pada Pilar Pendidikan, KBA Indah Madani berfokus untuk membantu anak-anak yang ada di Madrasah Diniyah Takhmiliyah Awaliyah MDTA dengan Beasiswa Lestari. Beasiswa ini diberikan oleh Astra Indonesia kepada 35 siswa hingga mereka lulus Sekolah Menengah Atas. “Saya sangat senang, sampah yang dulu akhirnya membuahkan hasil yang baik. Kampung kami menjadi Kampung Berseri Astra dan dapat memberikan beasiswa bagi 35 anak-anak sampai lulus SMA,” ujar Pak Achenk sambil tersenyum haru. Ia senang karena ratusan pohon yang dikira akan membuat sampah ternyata malah menjadi berkah. Baca Juga Usai Bangun Kampung Akuarium, Anies Kini Canangkan Kampung Kunir 4. Belajar dan berbagiPak Achenk Penggerak KBA Indah Madani Doc. Pribadi/Hazna Deva Ruangan berukuran 3x3 meter yang menjadi tempat saya dan Pak Achenk berbincang dipenuhi dengan plakat, piagam, dan berbagai penghargaan lainnya untuk KBA Indah Madani. Salah satu yang cukup menarik perhatian saya siang itu adalah penghargaan untuk Pak Achenk sebagai motivator Posyandu Digital. Apa sih Posyandu Digital itu?Diinisiasi oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia IDAI, Posyandu Digital merupakan aplikasi yang dapat melakukan pencatatan tumbuh kembang anak secara digital. Pak Achenk mendapatkan ilmu ini saat dilantik menjadi kader Kampung Berseri Astra di Bali. Sepulangnya ke kampung tercinta, Pak Achenk bertekad mewujudkan Posyandu Digital ini di KBA Indah Madani. Prosesnya cukup panjang, mulai dari mempelajari aplikasi secara matang, datang ke Puskesmas, berdiskusi dengan Kepala Dinas Kesehatan, dan melakukan sosialisasi bersama para dokter dan tenaga kesehatan memang benar kata pepatah, tidak ada proses yang mengkhianati hasil. Pak Achenk berhasil mewujudkan Posyandu Digital di KBA Indah Madani. “Jadi dengan adanya Posyandu Digital ini, proses pendataan tentu akan lebih rapi karena tercatat secara digital. Feedback-nya juga ada dan dapat diakses melalui aplikasi,” ujar Pak Achenk. Tidak mau maju sendiri, Posyandu Digital yang awalnya hanya ada di KBA Indah Madani, akhirnya diterapkan ke seluruh Kecamatan Bukit Raya. Pak Achenk bahkan diundang oleh berbagai kecamatan lainnya untuk memberikan sosialisasi mengenai Posyandu Digital. Bagi Pak Achenk, berbagi ilmu tidak ada ruginya. Justru ia sangat senang karena bisa menyebarkan pengetahuan yang ia dapatkan ketika Memperbanyak risetSabun Cair Produksi KBA Indah Madani Doc. Pribadi/Hazna Deva Setelah mewujudkan 3 pilar dari Kampung Berseri Astra, KBA Indah Madani masih punya pilar kewirausahaan untuk diwujudkan. Pak Achenk bersama para warga KBA Indah Madani memutuskan untuk memproduksi sabun mengetahui proses pembuatannya, Pak Achenk juga merasa bahwa sabun termasuk kebutuhan primer yang memiliki peluang tinggi untuk bisnis dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan modal Rp480 ribu dan ember bekas, KBA Indah Madani berhasil mendapatkan puluhan botol sabun sabun selesai, tiba saatnya kemampuan riset Pak Achenk diuji untuk proses pengemasan. Beliau yang berlatar belakang Sekolah Teknik Menengah, tidak memiliki dasar mengenai pengemasan produk yang tepat sehingga Pak Achenk memborong seluruh produk sabun cair buatan pabrik besar dan memutuskan untuk belajar secara melakukan riset yang cukup panjang, lahirlah Sabun Cair Madani SCM, Detergen Cair Madani DCM, dan Handwash Cair Madani HCM. Produk-produk ini dijual di Industri Kecil Menengah IKM Madani yang diresmikan tanggal 17 Juli 2019, dengan harga Rp10 ribu/botol untuk SCM dan DCM, dan Rp20 ribu/botol untuk HCM. “Ini warna pada botol juga ada artinya. Warna biru untuk Astra, warna hijau melambangkan cinta lingkungan, warna putih melambangkan keikhlasan, dan warna merah keberanian,” ucap Pak Achenk begitu semangat menjelaskan tentang filosofi kemasan yang ia gunakan. Produk-produk yang dihasilkan oleh KBA Indah Madani sudah memiliki izin resmi dan tersebar ke berbagai tempat usaha dan institusi di Pekanbaru. “Saya buatlah daftar teman-teman yang jualan nasi goreng, rumah makan, lalu puskesmas, saya kirim tester sabun. Alhamdulillah sampai sekarang masih langganan,” imbuhnya. Nada suaranya terdengar sangat bangga dengan pencapaian yang KBA Indah Madani. Semangat Pak Achenk dan para warga untuk memajukan KBA Indah Madani tentu sangat mengharukan dan patut diacungi jempol. Siapa sangka Kota Pekanbaru yang dikenal dengan cuaca panas ternyata memiliki KBA Indah Madani, kampung hijau yang bersih, cerdas, sehat, dan produktif. Program Kampung Berseri Astra yang sudah berjumlah 133 Kampung hingga saat ini berhasil mengukir senyum masyarakat Indonesia. Sukses selalu untuk Astra Indonesia dan KBA Indah Madani! Baca Juga Dorong UMKM, Atalia Kamil Resmikan Kampung Korea di Bandung IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. antusisiwarga Desa karang Mukti Dalam Giat lomba kampung Bersih Gerbang Media Nasional laporan : Diana karawang , GMN- kegiatan gotong royong merupakan suatu bentuk kepedulian sebagai upaya membangun nilai nilai keimanan dan salah satunya adalah kebersihan lingkungan mengingat bangsa Indonesia di kenal dengan kedermawanannya ,dalam Penelitian yang dilakukan oleh Charities Aid Foundation (CAF
PASAR REBO - Untuk menciptakan lingkungan hijau dan indah, Camat Pasar Rebo, Mujiono membuat program Kampung Sejuta Anggrek. Melalui program ini, diharapkan Kecamatan Pasar Rebo menjadi pusat anggrek di Indonesia khususnya wilayah DKI Jakarta. "Jadi program Kampung Sejuta Anggrek ini memang digagas untuk warga di Kecamatan Pasar Rebo," kata Mujiono usai menghadiri program Lomba Kampung Bersih Warta Kota, Selasa 16/5/2023. Dalam pelaksanaannya, warga Kecamatan Pasar Rebo dianjurkan untuk menanam anggrek setidaknya satu pot setiap rumah. Selain itu, pihak Kecamatan Pasar Rebo juga memberikan pendampingan dan pelatihan tata cara menanam anggrek dengan baik dan benar. Baca juga Lomba Kampung Bersih, Warga RW 09 Kelurahan Baru Kenakan Gaun Indah Berbahan Limbah Plastik "Jadi kami memberikan pendamping terutama bagi kelompok-kelompok tertentu seperti di RW 09 Kelurahan Baru ini," ungkapnya. "Cara termudah warga yang ada di Kecamatan Pasar Rebo bisa menanam setidaknya satu pot Anggrek di setiap rumah," sambungnya. Mujiono mengaku, saat ini pihaknya sedang mengupayakan festival anggrek skala nasional yang akan diadakan di wilayahnya. Selain sebagai hiasan lingkungan, Kampung Sejuta Anggrek ini diharapkan juga mampu menjadi lahan yang berpotensi meningkatkan perekonomian warga sekitar. "Untuk pemberian bibit Anggrek kami belum mampu namun kami tetap memberikan pendampingan dan pembimbingan terkait program Kampung Sejuta Anggrek ini," pungkasnya. m38 Baca berita lainnya di Google News
Pada2010 RW 01 Sunter Jaya mengikuti program Mandiri Kotaku Bersih Jakartaku (MKBJ) sebagai embrio kampung hijau. Prinsipnya adalah penghijauan harus menjadi kebutuhan, bukan sekadar saat mengikuti lomba. Selanjutnya warga diperkenalkan dengan konsep 'pilah sampah jadi berkah'. Konsep tersebut membuat warga terbiasa memilah sampah.

Choisissez des dates pour voir les prixPrésentationChambresEmplacementÉquipementsConditionsHôtel au bord de l'eau avec un restaurant dans le quartier de Cái Răng 1 avis voyageur fortsTransfert aéroportAnimaux de compagnie acceptésWi-Fi haut débit gratuitRestaurantLaverieRéception 24 h/24Phu Hung Area, Dong Oi Bridge 200m Apart, Cai Rang, Can Tho, Hau Giang, 94000Services et équipements principauxMénage tous les joursRestaurantVélos gratuitsService d'étageNavette d'aéroportTerrasseRéception ouverte 24 h/24JardinCoffre-fort à la réceptionSnack bar / épicerie fineUn service de nettoyage à sec / blanchisserieUne consigne à bagagesPour la familleSalle de bain privéeCoin salle à manger séparéCoin salon séparéJardinTerrasseService de ménage quotidienOptions de chambreInformations sur cette zoneÀ proximitéDans le quartier de Cái RăngComment se déplacerAéroport de Can Tho VCA - 48 minutes en voitureAéroport international Tan Son Nhat SGN - 145 minutes en voitureNavette desservant l'aéroport en supplémentÀ propos de cet hébergementGreen Village MekongProfitez de votre passage à Can Tho pour séjourner dans Green Village Mekong. Au menu des petits plus offerts sur place, on trouve un snack bar / épicerie fine, des vélos gratuits et une terrasse. Sympa non ? Langues parléesAperçuTaille de l'hôtelHôtel de 8 chambresSur 1 niveauArrivée et départLes arrivées sont possibles de 14 h 00 à 20 h 00L'arrivée anticipée est soumise à disponibilitéL'arrivée tardive est soumise à disponibilitéÂge minimum pour effectuer l'enregistrement 15 ansL'heure de départ est 12 h 00Le départ tardif est soumis à disponibilitéRestrictions liées à votre voyageConsultez les restrictions liées à la COVID-19Instructions spéciales d’arrivéeCet hébergement assure votre transfert depuis l'aéroport en supplément. Veuillez contacter l'hébergement 48 heures avant l’arrivée pour fournir les informations relatives à votre arrivée grâce aux coordonnées fournies dans la confirmation de réservation. Vous devez contacter l'hébergement à l'avance pour obtenir les instructions d'enregistrement. Le personnel de la réception vous accueillera sur placeÀ noter veuillez contacter l'hébergement à l'avance à l'aide des coordonnées indiquées sur la confirmation de réservation, afin de prendre les dispositions nécessaires à votre arrivée. À noter veuillez contacter cet hébergement à l'avance à l'aide des coordonnées indiquées sur la confirmation de réservation si vous prévoyez d'arriver après 20 h 00. Obligatoire à l’arrivéeDépôt de garantie obligatoire par carte de crédit, de débit ou en espèces pour les frais accessoiresUne pièce d'identité officielle avec photo peut être requiseÂge minimum pour effectuer l'enregistrement 15 ans Animaux de compagnieAnimaux de compagnie admis gratuitementAnimaux d’assistance admisUne zone de promenade sans laisse est disponibleDes services de garde d'animaux sont proposésInternetWi-Fi gratuit dans les espaces communsWi-Fi gratuit dans les chambresParkingPas de parking sur placeTransfertsNavette aéroport sur demande disponible 24 h/24* Autres informationsEspaces fumeurs prévusServices et équipementsRestaurationRestaurantService d'étage horaires limitésÉpicerie fine / snack barVoyage avec les enfantsJouetsQue faire ?Excursions écologiquesLocation de scooters/cyclomoteursServicesRéception ouverte 24 h/24Service d'assistance pour les visites touristiques ou l'achat de billetsService de blanchisserieConsigne à bagagesLocation gratuite de vélosInstallations1 bâtimentCoffre-fort à la réceptionJardinTerrasseTélévision dans l'espace communAccessibilitéRéception accessible en fauteuil roulantAucun ascenseur hébergement sur un seul niveauÉtages supérieurs accessibles uniquement par les escaliersChemin d'accès sans escaliersÉquipements de la chambreFaites-vous plaisirBalconCour privéeAmeublement personnalisé et avec une décoration personnaliséeCoin salle à manger séparéCoin salon séparéRafraîchissez-vousSalle de bain privéePommeau de douche à effet pluieDoucheArticles de toilette gratuitsSèche-cheveuxServiettesPapier toiletteRestez connectéBureauAccès Wi-Fi à Internet gratuitAdaptateurs/chargeurs électriquesRepas et boissonsEau minérale gratuiteSachets de thé/café soluble gratuitsPlusService de ménage quotidienPlans de la régionPrestations particulièresRestaurationRestaurant sur place - Ce restaurant propose des spécialités de la cuisine locale et sert le petit-déjeuner, le déjeuner et le dîner. Frais et politiquesOptions en supplémentLe service de navette aéroport est proposé moyennant un supplémentService d’arrivée anticipée possible moyennant des frais supplémentaires sous réserve de disponibilitéPossibilité de départ tardif moyennant un supplément sous réserve de disponibilitéLes services et prestations réglés par carte de paiement sont soumis à un supplément de 3 %L'utilisation du coin cuisine comporte un supplément ConditionsSeules les personnes enregistrées peuvent accéder aux chambres. Cet hébergement ne dispose pas d'ascenseur. Cet hébergement accepte les cartes de crédit et les aussi sous le nom deGreen Village Mekong HotelGreen Village Mekong Can ThoGreen Village Mekong Hotel Can ThoFoire aux questionsPuis-je annuler ma réservation à l'hébergement Green Village Mekong sans frais et recevoir un remboursement intégral ? Oui, l'hébergement Green Village Mekong propose des chambres intégralement remboursables disponibles sur notre site, qui peuvent être annulées jusqu'à quelques jours avant l'arrivée. Consultez la politique d'annulation de l'hébergement pour plus de détails sur les conditions générales d' Green Village Mekong accepte-t-il les animaux de compagnie ? Oui, les animaux de compagnie sont admis sans supplément. Des parcs pour chiens et des services de garde d'animaux sont disponibles. Est-ce que Green Village Mekong propose un parking sur place ?Désolé, Green Village Mekong ne dispose pas d'un parking sur place. L'hébergement Green Village Mekong propose-t-il un service de navette vers l'aéroport ? Oui, une navette vers et depuis l'aéroport est disponible. Quelles sont les heures d'arrivée et de départ à l'hébergement Green Village Mekong ?Vous pouvez arriver entre 14 h 00 et 20 h 00. Un supplément vous sera demandé si vous souhaitez arriver avant l’heure prévue selon la disponibilité. Heure de départ 12 h 00. Possibilité de départ tardif moyennant supplément selon la disponibilité. Quelles sont les activités proposées par l'hébergement Green Village Mekong et alentour ? Lorsque le thermomètre remonte, amusez-vous grâce aux activités proposées, comme des vélos gratuits. D'autres activités sont proposées sur place, comme des excursions écologiques. Green Village Mekong propose également un jardin. Y a-t-il des restaurants dans l'hébergement Green Village Mekong ou à proximité ? Oui, vous trouverez sur place un restaurant avec de la cuisine locale. L'hébergement Green Village Mekong dispose-t-il d'espaces privés en extérieur ? Oui, chaque chambre comprend un balcon et une cour. Que puis-je trouver aux alentours de l'hébergement Green Village Mekong ? L'hébergement Green Village Mekong se trouve au bord de l'eau, dans le quartier Cái Răng. Parmi les attractions populaires, vous trouverez Centre commercial Vincom Plaza Xuan Khanh à 12 minutes de route. 10,0/10Personnel et service8,0/10Infrastructures et conditions de l’hébergement10/10 Exceptionnel15 déc. 2022Amazing retreat! Tee and her family are wonderful hosts. Food fabulous. Very clean. We stayed there for 2 nights as we wanted to do the floating markets. start but so worth it! Highly recommend. Avis voyageur Expedia vérifié

ManfaatkanLahan Sempit, Berkreasi dengan Botol untuk Hijaukan Kampung. Setiap orang pasti mendambakan lingkungan sekitar rumah yang indah, dan bersih. Seperti di kawasan kampung yang bertempat di Jalan Ikan Kerapu VI RT 7 RW 3 Kelurahan Perak Barat, Kecamatan Krembangan, Surabaya. Saat memasuki kawasan kampung ini, mata akan

Menjadi salah satu kampung percontohan Kota Surabaya Peta dari KBA keputih Tegal Timur Baru, Surabaya. dok. Pribadi/Dahli Anggara Hampir semua warga Surabaya tahu bahwa Keputih merupakan wilayah yang dulunya dijadikan pusat pembuangan sampah dan limbah. Yup, kampung bernama Keputih Tegal Timur Baru memang pernah menjadi zona yang jauh dari kata bersih, indah, dan nyaman. Bahkan, pada saat itu, kualitas udara di wilayah tersebut dianggap tidak layak karena bau sampah yang kini anggapan akan hal tersebut berubah dan perlahan sirna. Pasalnya, sejak 2013 lalu, warga Keputih Tegal Timur Baru melakukan banyak hal untuk mengubah kampung mereka menjadi lebih asri, bersih, hijau, dan layak ditinggali. Sebuah program bernama Kampung Berseri Astra KBA telah dijalankan selama 8 tahun dan tentunya tak lepas dari kerja sama antara Astra Indonesia dan warga Keputih Tegal Timur berkesempatan hadir di KBA Keputih dan melihat betapa kampung tersebut sudah sangat berubah jika dibandingkan pada era 2000-an. Nah, tentunya kamu penasaran dengan perubahan yang dialami warga kampung Keputih, bukan? Yuk, simak artikelnya!1. Dari wilayah berbau tak sedap menjadi kampung percontohan di SurabayaWilayah Keputih Tegal Timur Baru yang sudah menjadi hijau dan layak untuk ditinggali. dok. Pribadi/Dahli AnggaraJelas bahwa Keputih Tegal Timur Baru di area RW. 08, khususnya RT. 03, 04, dan 08 sudah menjadi sebuah wilayah hijau yang jauh dari kata kumuh, jorok, kotor, dan bau sampah. Tak ada lagi jejak-jejak tumpukan sampah layaknya 15 hingga 20 tahun yang lalu. Bahkan, perasaan pangling segera menyelimuti penulis manakala penulis memasuki gang-gang di KBA Keputih Tegal Timur 19 Desember 2021, pukul WIB, penulis disambut oleh Bapak Sutikto selaku ketua KBA Keputih. Sambil berkeliling kampung, Pak Tikto-begitu panggilan akrabnya-menceritakan asal mula bagaimana Astra Indonesia memilih Keputih sebagai salah satu wilayah yang akan dimasukkan program Kampung Berseri Astra di antusiasme warga Keputih yang begitu tinggi, ditambah dengan segala potensi yang ada, akhirnya pihak Astra Indonesia memutuskan untuk memilih Keputih Tegal Timur Baru sebagai salah satu KBA dari banyak kampung terpilih di seluruh Indonesia. Pada 2013, program tersebut dimulai dan setahun kemudian, beberapa fasilitas penunjang didirikan di kampung ini. "Warga kami memang punya tekad dan antusiasme tinggi terhadap lingkungan yang bersih dan layak untuk ditinggali. Jadi, kami menyambut baik program yang dicanangkan oleh Astra," ujar Pak Tikto sembari tersenyum bangga. Kini, area RW. 08, khususnya di wilayah RT. 03, 04, dan 08 pun tampak asri dan hijau. Tak ada lagi bau sampah menyengat. Di berbagai pojok kampung juga terdapat tempat cuci tangan beserta hand sanitizer sebagai bagian dari kelengkapan protokol kesehatan di era pandemik COVID-19. Tak mengherankan, KBA Keputih Tegal Timur Baru kini sudah menjadi salah satu percontohan bagi kampung-kampung Punya fasilitas yang ditunjang pihak akademisiRumah Pintar Astra merupakan salah satu fasilitas edukasi masyarakat. dok. Pribadi/Dahli AnggaraSalah satu fasilitas yang ada di KBA Keputih Tegal Timur Baru adalah Rumah Pintar Astra yang dibuat untuk berbagai tujuan edukasi. Bahkan, tak jarang beberapa mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi juga menyempatkan melakukan Kuliah Kerja Nyata atau KKN dan kegiatan-kegiatan edukatif di sana. "Karena fasilitasnya lengkap, tempat ini juga dijadikan wadah bagi anak-anak sekolah yang melakukan belajar online di kala pandemik," jelas Pak Tikto sembari mengenalkan berbagai ruangan di dalamnya. Hebatnya lagi, antusiasme dan peran serta warga di kampung ini begitu tinggi. Mereka sangat mendukung dan berperan aktif dalam memajukan kampung mereka dengan hal-hal yang mengedukasi masyarakat. Menurut Pak Tikto, Rumah Pintar Astra mulai dibangun sejak program KBA berlangsung dan kala itu sempat diresmikan oleh Ibu Negara pada 2014, serta oleh Menteri Sosial pada 2017. "Meskipun butuh perjuangan dalam mewujudkan kampung bersih dan hijau, warga di sini tetap semangat dalam membuktikan bahwa kami bisa melakukannya," ujar Pak Tikto bangga. Well, penulis pun turut senang dan bangga terhadap warga Keputih Tegal Kampung Timur. Pasalnya, apa yang penulis lihat dan rasakan secara langsung sangatlah berbeda jika dibandingkan pada era 2000-an, di mana Keputih masih dijadikan tempat pembuangan sampah dan Pupuk kompos jadi produk unggulanPupuk kompos kemasan 5 kilogram yang diproduksi oleh KBA Keputih. dok. Pribadi/Dahli AnggaraMengolah dan mengelola limbah daun-daun kering menjadi pupuk olahan tentunya tidak mudah, apalagi jika dilakukan dalam skala industri kecil. Nah, uniknya, warga Keputih Tegal Timur Baru bisa melakukannya dan mereka sudah sanggup menghasilkan produk unggulan kampung, yakni pupuk kompos untuk suplai bagi pelaku usaha agrikultura. "Dalam seminggu, kami bisa memproduksi 100 kemasan, di mana masing-masing kemasan punya kapasitas 5 kilogram," jelas Pak Tikto kembali. Ada dua bahan utama yang diterima oleh warga, yakni daun kering dan plastik bekas. Limbah daun kering tentu akan diolah dan dikelola menjadi pupuk kompos berkualitas bagus. Sementara, sampah plastik akan dipisah di Bank Sampah dan disetorkan pada pihak-pihak yang mendaur ulang dari penjualan pupuk kompos tersebut tentu bisa menjadi modal dan tambahan bagi kas kampung. Pada intinya, semua kegiatan produktif di kampung ini dilaksanakan oleh warga dan hasilnya pun juga dinikmati untuk kesejahteraan warga. Baca Juga KBA Indah Madani, Kampung Hijau di Tengah Kota Minyak! 4. Memberdayakan warga untuk menjadi kreatif dan mandiriTempat industri kecil pengolahan limbah menjadi pupuk kompos. dok. Pribadi/Dahli Anggara "Semua produksi yang ada di kampung ini dilakukan atas dasar kreativitas warga berkat dukungan pihak Astra," kata Pak Tikto sembari memperagakan bagaimana mengoperasikan alat-alat pembuat pupuk. Sebuah tempat sekelas industri kecil bernama Rumah Kompos selalu aktif dari Senin hingga Sabtu. Ya, warga di kampung ini terbilang sangat kreatif dan mandiri jika dikaitkan dengan berbagai macam kegiatan produktif yang menghasilkan. Nah, salah satunya adalah pupuk kompos yang sudah dibahas di atas dukungan penuh dari pihak Astra Indonesia, warga bisa terus mengolah dan memproduksi banyak hal yang tentunya berdampak positif bagi kas kampung. Sebuah wilayah yang tadinya kumuh dan hanya dijadikan tujuan pembuangan sampah, kini sudah menjadi area yang bangga dengan tajuk Green and Bercocok tanam pun dilakukan dengan seriusBerbagai tanaman yang ditanam oleh warga sebagai bagian dari program penghijauan. dok. Pribadi/Dahli AnggaraMenurut ketua RT. 04, Bapak Supriadi, antusiasme warga Keputih Tegal Timur Baru tidak hanya di bidang produksi saja. Mereka juga aktif bercocok tanam dan membudidayakan ikan lele sebagai bagian program rutin warga. Ada berbagai tanaman yang ditanam oleh warga dan tentunya itu berdampak positif bagi lingkungan yang makin hijau. "Selain produksi kompos, warga di sini juga aktif dalam bercocok tanam dan bahkan membudidayakan ikan lele," terang Pak Supriadi pada penulis. Bukan hanya bercocok tanam yang asal-asalan. Namun, warga bahkan membuat saluran-saluran air yang kompleks dan ini membuktikan bahwa apa yang dilakukan sudah profesional. Tak lupa, penanaman yang dilakukan warga juga telah berkontribusi dalam kondisi lingkungan yang makin hijau dan di seluruh rumah warga terdapat tanaman yang menyejukkan. Tak ada lagi kondisi gersang yang bau, sebab kini, semuanya berubah 180 derajat jadi lebih baik berkat peran serta warga dan dukungan Astra Indonesia melalui program Kampung Berseri Harapan warga KBA Keputih Tegal Timur BaruIkon kampung yang dibuat sebagai harapan warga di masa depan. dok. Pribadi/Dahli Anggara "Meskipun belum terwujud, ikon kampung berupa patung ikan sudah kami buat untuk menggambarkan betapa kami punya harapan di masa depan," ujar Pak Tikto sembari menerangkan harapan apa saja yang ingin dicapai. Ya, warga di KBA Keputih Tegal Timur Baru memang punya harapan yang tak muluk-muluk. Mereka menginginkan adanya dermaga kecil untuk dijadikan akses pariwisata ke hutan bakau atau mangrove yang ada di sekitar kampung. Dengan adanya dermaga kecil ini, wisatawan lokal bisa melakukan perjalanan menyusuri sungai yang ada di kawasan hutan bakau. "Belum lagi jika ada orang-orang dari krematorium yang akan melarung abu jenazah ke sungai, keberadaan dermaga pasti sangat membantu mereka karena akses satu-satunya ya hanya di kampung ini," jelas pak Tikto kembali. Memang, tak jauh dari Keputih Tegal Timur Baru terdapat sebuah krematorium dan menurut Pak Tikto, kebanyakan orang akan melarungkan abu jenazah keluarganya di sungai yang alirannya sangat dekat dengan laut. Nah, semoga apa yang diharapkan dan dicita-citakan oleh Pak Tikto, Pak Supriadi, dan warga Keputih Tegal Timur Baru dapat terwujud di masa yang akan Dukungan Astra Indonesia untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan asriPetunjuk arah yang ada di wilayah KBA Keputih Tegal Timur Baru. dok. Pribadi/Dahli AnggaraWilayah Keputih Tegal Timur Baru yang berada di Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya, adalah salah satu bukti bahwa kerja sama antara Astra Indonesia dan warga sanggup menciptakan sebuah lingkungan yang jauh lebih baik dibanding sebelumnya. Astra juga memberikan dukungan penuh berupa modal dan segala fasilitas yang dibutuhkan oleh Keputih yang awalnya kumuh, bau, kotor, dan dipenuhi dengan gunungan sampah, kini berubah total menjadi kampung yang asri, hijau, bersih, dan layak untuk ditinggali. Fasilitas macam Rumah Pintar, Bank Sampah, Rumah Kompos, Kebun Toga, WTP, Toilet Komunal, dan Sarana Olahraga menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas warga yang sudah sadar akan pentingnya hidup Indonesia pun sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan warga KBA Keputih Tegal Timur Baru dan sudah memiliki berbagai macam program rutin setiap tahunnya. Well, terima kasih kepada Astra Indonesia dan semoga apa yang diharapkan oleh warga Keputih Tegal Timur Baru bisa terwujud di masa depan. Baca Juga KBA Cengkareng Timur dan Antusias Warga Rawat Lingkungan Bersama IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Berita Terkini Lainnya
Maknadari kampung hijau di sini bukan sebuah kampung yang penuh di tanami dengan tumbuh-tumbuhan untuk penghijauan. lebih luas Hijau mer 03.54 0 Comments

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia tentu memiliki masalah-masalah kependudukan yang terjadi seperti yang dialami oleh negara-negara berkembang lainnya. Salah satu masalah kependudukan yang dialami oleh Indonesia sejak lama adalah masalah permukiman kumuh yang terjadi di beberapa kota di Indonesia. Permukiman kumuh lahir dari adanya ketidakmerataan persebaran penduduk yang terjadi di suatu wilayah. Suatu permukiman dikatakan kumuh ketika lingkungan sekitar permukiman sudah mulai terganggu akibat banyaknya pemukim yang menempati wilayah kumuh yang terjadi di Indonesia biasanya terjadi di kota-kota urban yang menjadi tujuan para pendatang dari daerah desa untuk mendapatkan pekerjaan dan lain-lain seperti kota Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan kota besar lainnya. permukiman kumuh yang biasa ditemui yakni permukiman kumuh di bantaran sungai, di pinggiran rel kereta api, dan permukiman yang tata letak bangunannya tidak beraturan. Oleh sebab itu, pemerintah berupaya semaksimal mungkin untuk mengatasi masalah permukiman kumuh ini. Banyak upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk meminimalisir adanya permukiman kumuh. Akan tetapi, jika ingin benar-benar mengatasi masalah permukiman kumuh ini tidak cukup hanya dengan peran pemerintah. Peran masyarakat juga diperlukan agar masalah ini dapat diatasi secara maksimal, salah satu upaya yang dapat dilakukan masyarakat adalah dengan melaksanakan program kampung kampung hijau adalah program untuk melestarikan fungsi lingkungan sekitar agar tetap terjaga kelangsungannya. Untuk mewujudkan program kampung hijau ini dibutuhkan peran serta tiap elemen masyarakat dengan harapan hasil yang maksimal dari gerakan ini. Program kampung hijau dilakukan dengan beberapa cara yang berfungsi mengembalikan fungsi lingkungan yang telah rusak akibat permukiman kumuh. Komponen yang meliputi dari program kampung hijau ini yaitu pengolahan limbah rumah tangga, kebersihan dan keteduhan, menciptakan ruang terbuka hijau semaksimal mungkin, dan meningkatkan kualitas sanitasi upaya keberhasilan program kampung hijau ini, selain niat dari tiap-tiap individu juga memerlukan dana yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan dalam program ini. Selain itu, komitmen, dedikasi, inisiatif, dan rasa tanggung jawab juga diperlukan dalam melaksanakan program kampung hijau ini guna keberhasilan program yang diharapkan. Oleh karena itu, penerapan program kampung hijau ini tidak hanya dirasakan pada aspek fisik lingkungannya saja, kondisi kesejahteraan dan kesehatan masyarakatnya juga akan meningkat, serta program ini akan semakin menimbulkan rasa perduli terhadap lingkungan sekitar dalam diri masyarakatnya terutama pada generasi kampung hijau membantu masyarakat yang hidup di permukiman kumuh untuk menciptakan keadaan lingkungan yang sehat, bersih, dan nyaman. Setidaknya, meskipun permukiman sekitarnya kumuh namun dengan terjaganya kelestarian lingkungan akan tetap membuat kelangsungan alam sekitar tetap terjaga dan terhindar dari ancaman-ancaman yang ditimbulkan akibat permukiman yang kumuh. 1 2 Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya

Kampungtongkol di tepian sungai Ciliwung kini berubah menjadi lokasi yang bersih dan hijau. Tanaman hijau dimana-mana, sampah tidak dibuang sembarangan.
Kampung Gintung, Kota Malang, Jawa Timur, terkenal dengan kampung yang kumuh, langganan banjir dan bermasalah dengan sanitasi. Pada 2012, sang ketua RW, Bambang Irianto mengajak Sutiaji, Wali Kota Malang, menggerakkan warga agar peduli lingkungan. Pakar pengairan membantu Bambang. Sumur injeksi dan biopori mereka bangun. Ketua RW mewajibkan warga menanam dan bergotong rotong. Cibiran datang dari sebagian warga. Mereka yang tak mau ikut menanam dan gotong royong kena sanksi tak mendapatkan pelayanan seperti pengurusan surat menyurat. Air hujan berhasil mereka tabung. Mereka kaya air. Kala melihat manfaat, warga berbalik mendukung. Kini, kala hujan tak banjir, air bersih melimpah, bahkan sampai ke desa sebelah. Desa hijau dengan beragam tanaman hias dan sayur mayur, bahkan menjadi tujuan wisatawan, para peneliti dan lain-lain. Kala itu, Sutiaji, Wakil Wali Kota Malang, bersama warga membersihkan selokan dan saluran air di RW23 Kelurahan Purwantoro, Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur. Kampung Glintung, biasa orang menyebut lokasi ini. Pada pertengahan 2013 itu, Sutiaji, berbaur bergotong-royong dengan warga, setelah banjir melanda. Kampung tak jauh dari pusat pemerintahan ini dikenal kumuh dan langganan banjir serta sanitasi buruk. Kini, Sutiaji, terpilih sebagai Wali Kota Malang, menggantikan Mochammad Anton. Bambang Irianto, sebagai Ketua RW23 pada 2012, mengajak Sutiaji, menggerakkan warga agar peduli lingkungan. Biasa, usai banjir, warga Kampung Glintung, harus bekerja ekstra mengepel dan membersihkan rumah dan bergotong royong membersihkan sungai mengatasi banjir. “Saya ikut bersama warga membersihkan sungai,” kata Sutiaji. Baca juga Menabung Air Hujan, Memanfaatkan saat Kemarau Banjir dampak saluran air makin lama makin menyempit. Perkampungan warga juga makin padat. Sejumlah bangunan berdiri di bantaran dan drainase jadi penyebab banjir. Sejak terpilih sebagai Ketua RW enam tahun lalu, Bambang memaparkan konsep membangun Glintung, menjadi kampung wisata. Termasuk konsep menabung air, untuk mengindari banjir yang mampir saban musim hujan. Saat itu, banyak yang mencibir dan menuding dia gila. Saat banjir, sandal dan sepatu warga juga hanyut ke selokan maupun sungai. Masalah itu timbul sejak puluhan tahun. “Kalau hujan alamat banjir. Air sampai sepaha orang dewasa,” kata Jaying, yang tinggal di Kampung Glintung sejak 1964. Membersihkan sungai, ternyata tak memberi dampak signifikan mengatasi banjir. Bambang menggandeng Profesor Muhammad Bisri, saat itu, Dekan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya, Malang. Bambang menceritakan, masalah banjir yang menghantui warga. Gayung bersambut. Bisri merancang sumur injeksi. Seluruh biaya ditanggung Universitas Brawijaya, sedangkan pengerjaan bergotong royong dengan warga. Tahap awal, warga bersama Bisri menentukan titik yang harus dibangun sumur injeksi. Pakar pengairan ini menghitung, seharusnya di Malang, terbangun ribuan sumur injeksi untuk mengendalikan banjir. Sebagai daerah dataran tinggi, banjir di Malang, terjadi karena permasalahan drainase. Air hujan tak bisa terserap langsung ke tanah, ruang terbuka hijau berkurang berganti bangunan. Air mengalir tak terarah, selokan dan drainase tak bisa menampung seluruh air hujan. Kondisi ini, katanya, menimbulkan banjir di titik tertentu. Menurut dia, sumur injeksi juga berfungsi menampung air tanah. Selama ini, air tanah disedot besar-besaran untuk kepentingan industri, perhotelan dan perumahan. Konstruksi sumur resapan berbeda dengan sumur injeksi,” katanya. Kalau sumur resapan berdiameter satu meter dengan kedalaman sekitar 5-6 meter. Sumur injeksi minimal 20-25 meter berdiameter sekitar enam meter. Lapisan bawah ditata batu dan kerikil. Saat ini, baru dibangun ada 30 sumur injeksi di Kota Malang. Salah satu di sekitar Masjid Jami’ Alun-alun Kota Malang. Konstruksi membangun satu sumur injeksi perlu dana sekitar Rp400 juta. Direktur Utama Perum Jasa Tirta I Raymond Valiant Ruritan, baju putih bersama Bambang Irianto, Ketua RW23, berlatar tanaman hias. Foto Eko Widianto/ Mongabay Indonesia Banjir hilang, muncul sumber air Menurut Bisri, pengambilan air bawah dengan sistem sumur artesis di Kota Malang, makin menjamur. Air tanah terus terkuras. Kalau dibiarkan tanpa diimbangi konservasi, bisa menyebabkan penurunan muka tanah land subsidence.”Perlu konservasi air, salah satu sumur injeksi,” katanya. Di Kampung Glintung, dibangun tujuh sumur injeksi. Ia menampung sekitar liter air. Kampung Glintung juga membangun biopori di sejumlah ruas jalan. Mereka membangun lubang biopori diameter 10-30 centimeter sedalam 80-100 centimeter. Lubang terbuat dari bekas kaleng cat hingga tak memerlukan modal. Di dalam biopori dimasukkan sampah organik hingga terjadi proses pengomposan. Air terserap tanah, kompos bisa untuk pupuk tanaman. Di kampung berpenduduk 480 keluarga ini memiliki 700 lubang biopori. Ia mampu menampung sekitar liter air. Mereka menamakan gerakan menabung air gemar atau Water Banking Movement. Awalnya tak mudah, kata Bambang, banyak penolakan. Warga sebagian besar bekerja sebagai buruh pabrik, pekerja swasta, dan wirausaha menolak iuran karena biaya besar. Bambang tak menyerah, dia berusaha mengubah pola pikir membangun permukiman kumuh dan tak sehat, menjadi kampung sejuk, indah dan sehat. Gerakan menabung air telah mendapatkan hasil, sumur warga tak pernah kering. Bahkan, menabung air dipanen warga RW5, terletak di sebelahnya, muncul sumber air di perkampungan itu. Sumber air keluar dari celah paving. Warga senang, namun ada yang was-was. Khawatir air keluar muncul di dalam rumah warga. Sejumlah pakar geologi meneliti fenomena ini guna memastikan sumber air muncul karena konservasi air di Kampung Glintung. Aneka tanaman hias dan bunga berjejer di dinding lorong masuk Kampung Glintung. Foto Eko Widianto/ Mongabay Indonesia Taman dan pertanian tengah kota Setelah dibangun sumur injeksi, dia meminta warga menanam apa saja. Kalau warga menolak, tak akan dilayani saat mengurus administrasi. “Stempel RW jadi alat paksa,” kata Bambang. Lambat laun masyarakat sadar. Warga menggunakan kaleng bekas dan botol air mineral untuk pot bunga. Tanaman diambil dari tepi sungai. “Tanaman apa saja asal hijau.” Sebagian warga yang menolak juga mulai malu. Mereka menyadari, kalau kini kampung bersih, hijau dan segar. Mereka memanfaatkan barang bekas untuk menciptakan vertical garden maupun urban farming. Botol minuman, kaleng cat, kloset jongkong jadi pot bunga. Mereka tak harus modal besar untuk menciptakan kampung sejuk dan tenang. Saat masuk gang, pemandangan hijau mennyambut. Sebuah pergola berisi tanaman hias memanjakan mata. Vertical garden berisi aneka tanaman hias berjejer di dinding sepanjang gang. Bunga warna-warni jadi keindahan tersendiri saat menjejakkan kaki di Kampung Glintung yang belakangan terkenal dengan sebutan Kampung 3G Glintung Go Green. Bahkan dinding di gang sebagai area urban farming. Aneka jenis sayuran ditanam, warga memanen untuk kebutuhan sehari-hari. Setiap sore, otomatis air mengalir menyirami tanaman. Betah berlama-lama. Malang, terasa lebih dingin dan menyenangkan. *** Zainul Arifin, warga RW23 Kelurahan Purwantoro, Blimbing, Kota Malang, berkutat dengan tumpukan batang dan plat besi. Dia tampak telaten mengelas, lalu menyambung dan merangkai jadi vertical garden. Zainul, salah satu warga Kampung Glintung. Mereka bergotong-royong menata taman, aneka bunga dan kebun sayur di perkampungan yang terletak di tengah Kota Malang ini. Vertical garden dikerjakan bersama-sama. Mereka menyumbang tenaga mewujudkan kampung hijau. Zainul bangga, bisa memberikan sumbangsih untuk kampung. Awalnya, dia termasuk warga yang enggan berbaur untuk kerja bakti dan gotong royong. Bambang mewajibkan, warga kerja bhakti menata kampung saban akhir pekan. Warga memeriksa dan merawat tanaman hias yang ditanam di depan rumah. Foto Eko Widianto/ Mongabay Indonesia Awalnya Zainul, memilih tetap bekerja. Rutin saban hari dia keluar rumah berangkat pagi dan pula sore. Saat tetangga kerja bakti, dia menuntun motor keluar gang berangkat bekerja. Setahun kemudian anaknya lahir, dia memerlukan surat pegantar Ketua RW untuk mengurus akta kelahiran anak keduanya. Bambang menolak. Surat pengantar untuk akta kelahiran bakal diberikan setelah Zainul, bersedia ikut kerja bakti.“Baru saya sadar, dan ikut kerja bakti,” katanya. Kini, dia salah seorang warga paling aktif kerja bakti. Warga memberikan julukan “Iron Man” lantaran selalu berkutat dengan besi. Mengolah besi rongsokan menjadi keranjang tanaman maupun kerangka pot, misal, sepeda bekas, dia olah menjadi hiasan sekaligus kerangka pot bunga. Unik, menarik dan memiliki manfaat. Dia mengerjakan di sela-sela mengelas mulai matahari terbenam sampai matahari terbit. Zainul dengan warga sekitar rumah yang bekerja malam hari dikenal dengan sebutan “suku dalu” atau suku malam. Kini, mereka tulang punggung untuk mengerjakan aneka struktur berbahan besi guna menghijaukan Kampung Glintung. Termasuk melayani pemesanan dari sejumlah kampung di daerah lain yang ingin membuat vertical garden maupun urban farming. Kelompok tani, tak sekadar menanam tanaman konvensional. Mereka juga mengolah hasil pertanian. Mereka mengembangkan agro inovasi. Kini dibentuk badan hukum untuk kelompok tani ini. Mereka menanam sayuran dengan sistem hidroponik. Total tiga green house bantuan dari pemerintah untuk mengembangkan pertanian di perkotaan. Raymond Valiant Ruritan, Direktur Utama Perum Jasa Tirta I, berkeliling Kampung Glintung. Hasil pengamatan dan penelitian, sungai di kampung itu bisa menjadi pembangkit listrik tenaga mikrohidro. “Sungai kecil lahan terbatas. Kira-kira menghasilkan Watt,” katanya. Gerakan warga Kampung Glintung, merupakan kearifan lokal yang harus didukung. Perum Jasa Tirta I, salah satu BUMN operator Sungai Brantas dan Sungai Bengawan Solo, akan memfasilitasi warga. Jasa Tirta, katanya, akan membiayai seluruh desain, perencanaan, konstruksi dan biaya lain. Listrik untuk kepentingan publik. Direktur Utama Perum Jasa Tirta 1, Raymond Valiant Ruritan baju putih bersama Bambang Irianto memeriksa sumur injeksi di Kampung Glintung. Foto Eko Widianto/ Mongabay Indonesia Berwisata ke Kampung Glintung Kini, Kampung Glintung jadi obyek wisata. Wisatawan dari mancanegara dan domestik berdatangan. Mereka ingin belajar konservasi air, urban farming dengan memanfaatkan lahan sempit di perkotaan, penataan kampung dan menggerakkan ekonomi masyarakat. Sampai saat ini, orang berkunjung ke Kampung Glintung. Untuk mengoptimalkan program itu, dibentuk pusat pelatihan dikelola dengan sistem manajemen moderen. Setiap rombongan antara 10-20 orang, berbayar Rp1,5 juta. Kalau rombongan kurang 10 orang biaya Rp 1 juta. Dalam sepekan, antara dua sampai tiga rombongan datang ke Kampung Glintung. Ada akademisi untuk penelitian, lembaga pemerintah, kelompok masyarakat, perusahaan swasta, dan pelatihan bertani bagi karyawan menjelang pensiun. Untuk penelitian juga kena biaya tertentu. Penelitian skripsi Rp1 juta, tesis Rp5 juta, dan disertasi Rp10 juta. Meski berbayar, banyak mahasiswa dan dosen penelitian di Glintung. “Kampung tak hanya jadi obyek penelitian. Mencari ilmu di kampung tetapi berbayar,” kata Bambang. Dibangun sebuah pendapa untuk proses pelatihan. Pelatihan juga menguntungkan warga yang menyediakan homestay untuk para tamu dan makanan. Pedagang makanan dan minuman juga diuntungkan. Perekonomian warga berkembang. Seluruh hasil usaha terkumpul masuk ke kas RW. Hasilnya, kas RW mencapai ratusan juta. Sekretaris Eksekutif Training Center Glintung, Soetopo mengatakan, untuk memperkuat ekonomi masyarakat juga dibangun koperasi. Kini, aset dan uang berputar di koperasi mencapai Rp400 juta. Sebanyak 200 anggota memanfaatkan dana koperasi untuk simpan pinjam. Atas terobosan ini, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, meresmikan kampung konservasi Glintung Go Green 3G. Tjahjo membubuhkan tanda tangan di atas prasasti sebagai bentuk peresmian kampung korservasi di kawasan perkotaan itu. Kampung Glintung juga masuk nominasi lima besar dalam Guangzhou International Award for Urban Innovation 2016. Bambang juga mendapat kalpataru dan penghargaan sebagai 72 ikon berprestasi Indonesia yang diberikan Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila sekarang bernama Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. “Sejak 2012, ada peraturan daerah tentang bangunan. Isinya, mewajibkan pengembang membangun sumur resapan,” kata Sutiaji. Lantaran perumahan sudah mengurangi ruang terbuka hijau. Air tak terserap tanah, tetapi menggenang menyebabkan banjir. Bagi yang tak bikin sumur resapan kena sanksi administrasi sesuai kesalahan. Sanksi terberat, pemerintah mengeluarkan catatan hitam bagi pengembang dan tak bisa mengajukan izin membangun perumahan di Kota Malang. “Administratif saja, sanksi belum diterapkan. Sudah disampaikan ke pengembang,” kata Sutiaji. Keterangan foto utama Aneka tanaman hias dan bunga berjejer di dinding lorong masuk Kampung Glintung. Eko Widianto/ Mongabay Indonesia Artikel yang diterbitkan oleh
Selainitu, syarikat turut melibatkan diri dalam bidang Kontraktor Binaan,Kejuruteraan, Bekalan dan Perkhidmatan 5) Tapak binaan yang bersih dan kemas NOSH GOLABL SDN BHD will ensure that OSH training and development application is a profitable investment for any business in a long term rather than an expense with no returns 25+ years of Kampung Banjarsari, Cilandak, Jaksel, ini berupaya untuk jadi hijau di tengah pembangunan di kawasan perkantoran di TB Simatupang. Kampung hijau ini bahkan sudah menjadi bahan rujukan orang asing."Saya dilahirkan di tanah pertanian. Saya 3 bersaudara dibesarkan di lingkungan dengan pepohonan yang asri, bersih, dan hijau. Setelah dewasa, saya nikah dengan perwira Angkatan Darat, lalu saya pindah ke Jakarta," kata Harini 81 bercerita soal inspirasi kampung hijau saat ditemui detikcom, Rabu 3/7/2013.Dia bertutur, kala itu kawasan Cilandak masih penuh hutan karet. Lama kelamaan banyak bangunan perumahan, hingga kemudian gedung perkantoran. Bayangan Harini soal kampung hijau buyar. Waktu itu, awalnya dia mengajak ibu-ibu yang masih buta huruf untuk dididik di rumahnya. Selain agar bisa baca tulis, Harini mengajak mewujudkan kampung hijau. 10 Tahun membangun kampung hijau, pada 1996 ada staf UNESCO yang mengetahui soal keberadaan kampung itu. Daerah itu kemudian dijadikan percontohan, pilot project pengelolaan limbah rumah tangga dan menjadikan kampung asri ramah lingkungan. "Mereka membiayai program kami untuk mengolah sampah, sampai tahun 2003 itu," jelasnya. Di setiap rumah warga selalu ada pot bunga dengan aneka ada pengelolaan sampah terpadu itu barulah kampung itu semakin dikenal, apalagi mulai masuk TV, koran, dan majalah. "Karena cuma kampung kami yang punya program seperti ini. Kami melakukan konsep 3R reuse, reduce, recycle ditambah 1 jadi 4R, replanting ya penghijauan," tuturnya. nwk/nrl hHFnq.
  • 5kjs6js1ya.pages.dev/299
  • 5kjs6js1ya.pages.dev/185
  • 5kjs6js1ya.pages.dev/2
  • 5kjs6js1ya.pages.dev/335
  • 5kjs6js1ya.pages.dev/72
  • 5kjs6js1ya.pages.dev/4
  • 5kjs6js1ya.pages.dev/242
  • 5kjs6js1ya.pages.dev/355
  • 5kjs6js1ya.pages.dev/96
  • kampung bersih dan hijau